Powered By Blogger

Selasa, 08 Mei 2012

Askep Antraks


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT ANTRAKS

DEFINISI
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bacteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya paling ganas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora yang telah dijinakkan,namun juga dapat menjangkiti manusia karena terekspos hewan-hewan yang dijangkiti,jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam kadar tinggi.
Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Antraks bermakna ”batubara” dalam bahasa Yunani”, dan istilah ini digunakan kulit para korban akan berubah hitam.

ANATOMI FISIOLOGI KULIT 
KULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN:
1.      EPIDERMIS
Terbagi atas 4 lapisan:
a.      Lapisan basal / stratum germinativum
• terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
• Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
• Lapisan terbawah dari epidermis.
• Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari sinar matahari.
b.      lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
• Lapisan epidermis yang paling tebal.
• Terdiri dari sel polygonal
• Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c.       laisan Granular / s. granulosum.
• Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik.
d.      lapisan tanduk / korneum.
• Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
1.        Mengusir mikroorganisme patogen.
2.        Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3.        Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku. Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1)        Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
2)        Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2.      DERMIS.( korium)
ü  Merupakan lapisan dibawah epidermis.
ü  Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak p. darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.
3.      JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.
ü  Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
ü  Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
ü  Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
ü  Sebagai bantalan terhadap trauma.
ü  Tempat penumpukan energi.
4.      RAMBUT.
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut : 
a.    rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b.    Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1.      melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2.      menyarig udara.
3.      serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4.      pendorong penguapan kerngat dan
5.      indera peraba yang sensitive.
RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin )
Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1.      fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun.90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2.      Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
5.      KUKU
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.
Berfungsi mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
6.      KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT
1.    Kelenjar Sebasea
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2.    Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a.      kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll. 
b.      kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
FUNGSI KULIT SECARA UMUM.
1.      SEBAGAI PROTEKSI.
        Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
        Melindungi dari trauma yang terus menerus.
        Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
        Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
        Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2.      PENGONTROL/PENGATUR SUHU.
        Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat terjadi penguapan keringat.
3.      proses hilangnya panas dari tubuh:
        Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
        Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh.
        Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
        Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
4.      SENSIBILITAS
        mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan. 
5.      KESEIMBANGAN AIR
·         Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.
·         Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa. 
6.      PRODUKSI VITAMIN.
        Kulit yang terpejan sinar Uvakan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D.

ETIOLOGI
Anthrax disebabkan oleh bakteri yang dapat menyerang limpa. 
Cara penyebaran Anthrax ke manusia dan hewan melalui 3 ( tiga )cara : 
1.      Melalui mulut karena memakan daging dari penderita anthrax atau bahan makanan lainnya yang tercemar anthrax (sayuran, rumputan, minuman, dll). 
2.      Melalui jalan pernapasan, terjadi di industri kerajinan dengan bahan dasar asal hewan misalnya wol, kulit, tulang dll yang mengandung spora. 
3.      Melalui luka – luka dikulit, sering terjadi dipertanian/perternakan, karena luka dipotongan hewan. Binatang korban : sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi dan bisa juga kucing, anjing, musang yang memakan daging asal korban anthrax.

PATHOFISIOLOGI
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah). Mengonsumsi produk hewan yang kena anthrax atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang. Karenanya ada empat tipe anthrax, yaitu anthrax kulit, pencernaan/anthrax usus, pernapasan/anthrax paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.
Masa inkubasi anthrax kulit sekitar dua sampai lima hari. Mula-mula kulit gatal, kemudian melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya. Di sekitar keropeng bengkak dan nyeri.
Pada anthrax yang masuk tubuh dalam 24 jam sudah tampak tanda demam. Mual, muntah darah pada anthrax usus, batuk, sesak napas pada anthrax paru, sakit kepala dan kejang pada anthrax otak. Jika tak segera diobati bisa meninggal dalam waktu satu atau dua hari. Namun obatnya sudah ada, yakni penisilin dan derivatnya. Karena setiap petugas kesehatan sudah dilatih untuk menangani, sebaiknya penderita segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
Untuk mencegah tertular anthrax dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan.
Tingkat Kematian Manusia Akibat Anthrax Mencapai 18 Persen. Penyakit Anthrax memang layak ditakuti karena sangat mematikan. Sapi, domba atau kambing yang terserang, akan menemui ajal dalam hitungan jam. Kemampuan membunuh yang sangat cepat ini justru ada baiknya, karena penularan penyakit anthrak sangat lambat dan tak meluas (endemik, sporadik). Lain dengan flu yang bisa mewabah hampir di semua muka bumi dengan begitu cepatnya.
Penyakit Anthrax termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama Sapi, domba, Kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal). Penyebab Anthrax, bernama Bacillus anthracis, dapat bersembunyi dalam tanah selama 70 tahun. 
Bila situasi lingkungan cocok bagi pertumbuhan kuman, misalnya karena tergenang air, B anthracis akan bangkit dari kubur dan menyerang hewan yang ada di sekitarnya. Karenanya, tanah yang tercemar merupakan sumber infeksi dan bersifat bahaya laten. Kumannya dapat terserap akar tumbuh-tumbuhan hingga mencapai daun maupun buah sehingga akan menginfeksi ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya.
Sumber infeksi lainnya adalah bangkai ternak pengindap anthrax. Miliaran B anthracis memadati darah (septisemia), organ-organ dalam. Pokoknya seluruh tubuh bangkai, termasuk benda yang keluar dari bangkai, mengandung kuman penyebab anthrax. Dalam 1 mililiter darah setidaknya mengandung 1 miliar B anthracis. Bila B anthracis aktif bersinggungan dengan Oksigen, segera mengubah diri dalam bentuk spora yang memiliki daya tahan hidup lebih tinggi. Dalam bentuk spora ini, kuman penyebab anthrax dapat bertahan hidup sampai 70 tahun di dalam tanah.
Spora-spora tersebut dapat diterbangkan angin, atau dihanyutkan aliran air kemudian mencemari apa saja (air, pakan, rumput, peralatan, kendaraan, hewan dan sebagainya). Spora B anthracis yang menempel pada pakan atau air minum dan benda lainnya, bila termakan atau terhirup pernafasan atau menempel pada kulit yang luka akan berubah menjadi bentuk aktif dan masuk ke dalam jaringan serta berkembang biak. Sejak kuman masuk ke dalam tubuh ternak sampai menimbulkan gejala sakit yang disebut masa inkubasi memerlukan waktu antara 1 – 2 minggu.
KLASIFIKASI
Penyakit Anthrax termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama Sapi, domba, Kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan.

MANIFESTASI KLINIS
Stadium pertama: Stadium ke-dua: onset awal (1-4 hari) perburukan (24 jam)
*        Malaise Sesak napas akut
*        Lemah Sianosis
*        Mialgia Stridor
*        Batuk tidak produktif Diaphoresis
*        Rasa tertekan di dada 
*        DemamPerdarahan mediastinal
*        Demam Pelebaran mediastinal
*        Meningismus, Septik syok, Koma
Manifestasi Radiologis dan Patologis Antraks
*        Radiologi, 
*        Pelebaran mediastinum, 
*        Efusi pleural
*        Pneumonia (jarang),
*        Patologi, 
*        Perdarahan mediastinum,
*        Perdarahan difus limfadenitis, 
*        Edema mediastinum,
*        Leptomeningeal edema dan hemorhagis,
*        Efusi pleura,
*        Meningitis hemorhagis
PENCEGAHAN
1.      Kalau ada tawaran daging murah, jangan dibeli, mungkin sekali daging tersebut berasal dari tempat pemotongan gelap yang tidak terjamin.
2.      Daging hewan penderita anthrax berwarna merah tua agak berbau amis dan busuk, mengalir darah kental merah tua (seperti kecap) atau kehitaman yang sulit beku.
3.      Masyarakat agar membeli daging dari rumah pemotongan hewan yang mempunyai izin operasi dan ditandai dengan stempel/cap pada daging. Seyogyanya juga membeli daging dari pasar swalayan atau kios – kios daging yang memiliki izin, bersih dan hygiene. 
4.      Cucilah sampai bersih (sayuran dan buah – buahan), bila meamasak daging masaklah sampai matang, supaya spora atau basilnya mati.

PENATALAKSANAAN
Sebagian besar kuman sensitif terhadap penisilin, doksisiklin,
siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin, klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida, sefazolin, tetrasiklin, linezolid, dan makrolid.
Karena kemungkinan telah dilakukan rekayasa kuman sehingga resisten terhadap beberapa antibiotik maka siprofloksasin merupakan obat pilihan utama pada antraks akibat bioterorisme. Antibiotik profilaksis diberikan pada penduduk yang terpajan spora antraks. Vaksinasi diberikan pada kelompok risiko tinggi terpajan spora. Pengendalian infeksi dan dekontaminasi juga perlu dilakukan.

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ANTRAX

PENGKAJIAN
a.      Persepsi tentang penyakitnya
Os percaya bahwa penyakit yang dialaminya merupakan akibat dari kelalaiannya sendiri dan merupakan sebagai cobaan dari Allah SWT.
b.      Pola nutrisi dan metabolism
Jenis makanan : Nasi putih,sayur dan lauknya
Frekuensi : 3x/hari
Porsi : diit tidak dihabiskan
c.       Program Therapi Tgl 15 April 2010
-          Diet ML  20 tetes/menità- IVFD RL 
-          Inj Dexametason 500mg 1x1
d.      Pola Eliminasi
BAB: BAB kurang lebih 3 kali dalam sehari
BAK: BAK kurang lebih 3 kali sehari
e.      Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
·         Makan/ minum  
·         Mandi  
·         Toileting
·         Berpakaian
·         Mobilitas tempat tidur
·         Berpindah/berjalan  
·         Ambulasi/ROM
0: Mandir; 1: Alat bantu; 2: Dibantu orang lain; 3: Alat bantu dan dibantu orang lain; 4: Tergantung total
f.        Pola istirahat dan tidur
Klien mengatakan bahwa ia susah untuk tidur dan sering terjaga dari tidurnya
g.      Pola perceptual
Klien khawatir jika penyakit yang dideritanya merupakan kumpulan dari penyakit yang berbahaya.
h.      Sistem nilai dan kepercayaan 
Klien menganut agama Islam .



Pemeriksaan fisik
1.      Keluhan yang dirasakan saat ini 
Lemas,pusing, dan pada lengan,tangan,dan kaki os terasa gatal.
2.      Vital sign
TD : 130/90 mmHg P : 22x/menit
N : 88x/menit S : 37,1° C
3.      Kepala 
Rambut : Warna hitam kekuningan, distribusi  Merata kebersihan cukup
Mata : cekung, kebersihan cukup, conjungtiva  anemi
Hidung : Bentuk simetris, sekret tidak ada, Kebersihan cukup
Mulut :Selaput lendir bibir dan mulut tampak kering lidah cukup bersih
4.      Dada dan paru-paru
Inspeksi : Bentuk simestris, retraksi otot  pernapasan ada 
Palpasi : pembesaran tidak ada, nyeri tekan  tidak ada 
Perkusi : Sonor pada daerah paru
Auskultasi :Vesiculer normal
5.      Abdomen : Turgor kulit elastis, bising usus 25 x / m
6.      Punggung : Skoliosis, Kiposis, tidak ada, dekubitus tidak  ada 
7.      Ekstrimitas 
-       atas : Gerakan lemah, terdapat luka /lesi yang terdapat keropeng bewarna hitam ditengahnya dan disekitar luka kemerahan dan sembab, terpasang  Infuse dilengan kanan, kebersihan  cukup
-       bawah : Gerakan lemah, terdapat luka /lesi yang terdapat keropeng bewarna hitam ditengahnya dan disekitar luka kemerahan dan sembab, 
8.      Kulit : Warna kulit kuning langsat, terdapat lesi pada bagian lengan,tangan dan, kebersihan cukup
9.      Anus : normal


Pengelompokan data
DS:
Klien mengatakan pada bagian lengan,tangan,dan kaki terasa gatal.
DO :
1.      Klien menggaruk lengan,tangan dan kaki yang terdapat lesi .
2.      Klien terlihat gelisah
3.      Diluka os terdapat jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam di tengahnya,dan disekitar luka kemerahan dan sembab.
Vital sign:
T: 130/80 mmHg P: 39x/menit
N: 88x/menit S: 37°C

DS :
Klien mengatakan tidak bisa tidur,tidur ± hanya 4jam
DO :
1.      Klien menggaruk-garuk lengan,tangan dan kaki nya
2.      Mata merah
3.      Pasien sering menguap
4.      Ada lingkar hitam dimata
VS: T:130/90 mmHg
P: 23w x/menit
N:89x/menit S: 37°C







DIAGNOSA
1.      Gangguan integritas kulit b/d reaksi alergi
2.      Gangguan pola tidur ,insomnia rimiten b/d rasa gatal pada bagian lengan,tangan,dan kaki

INTERVENSI
Diagnose I :
Setelah dilakukan perawatan, di harapkan kerusakan integritas kulit klien teratasi dengan kriteriahasil:
1.      Menyembuhkan lesi dan jaringan keropeng yang bewarna hitam
2.      Integritas kulit utuh
3.      Tidak gelisah
a.    Kaji kulit setiap hari,catat warna,turgor,sirkulasi, dan sensasi
R/ Mengetahui therapy yang diberikan
b.    Intruksikan pasien agar melakukan hygiene kulit
R/ Mempertahankan kebersihan kulit karena kulit kering dapat menjadi barier infeksi
c.    Secara teratur ganti posisi,dan ganti sprey
R/ Meningkatkan aliran darah kejaringan ,meningkatkan proses penyembuhan
d.    Anjurkan pasien agar tidak menggaruk-garuk dengan benda kasar
R/ Mencegah infeksi 
e.    Kolaborasi dgn dokter dalam pemberian obat-obatan.
R/ Kolaborasi dengan tim nutrisi untuk menentukan diit.

Diagnosa II :
Setelah dilakukan perawatan diharapkan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia, mual, muntah dapat teratasi dengan criteria: 
1.      Klien sudah mempunyai selera untuk makan
2.      Klien sudah tidak merasa mual
3.      Turgor kulit baik
4.      Palpitasi abdomen berkurang
a.    Anjurkan kelurga pasien memberikan perawatan oral 
R/ Kebersihan oral menghilangkan bakteri penumbuh bau mulut dan meningkatkan rangsangan nafsu makan
b.    Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbon
R/ Menimbulkan distensi abdomen dan meningkatkan dispnea
c.    Anjurkan makan sedikit tapi sering
 R/ Mencegah perut penuh dan mencegah resiko mual
d.    Kolaborasi dengan tim nutrisi untuk menentukan diit
R/ Menentukan diit yang tepat sesuai perhitungan ahli gizi.


IMPLEMENTASI
Tindakan yang di lakukan berdasarkan intervensi yang telah di buat yaitu :
1.      Mengajarkan pada pasien mengenai kebersihan kulit
2.      Memantau setiap hari, warna, turgor, sirkulasi, dan sensasi pada kulit.
3.      Membantu pasien untuk mengatur posisi, agar tidak terjadi kerusakan pada jaringan
4.      Mengajarkan pasien pola makan yang teratur
5.      Mengajarkan pada pasien mengenai kebersihan oral.

EVALUASI
Masalah dikatakan teratasi apabila kebutuhan pada integritas kulit membaik dan kebutuhan  gizi dari kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik/ terkontrol.





DAFTAR PUSTAKA

http://ekkyfajarfranasaputra.wordpress.com/2010/02/01/anthrax/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/22/antrax/
http://musculoskeletalbedah.blogspot.com/2009/04/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html
Soeharsono,19.Zoonosis Penyakit Menular Dari Hewan Ke Manusia.Jakarta:EGC

Tidak ada komentar: