A.
Definisi
SARS (severe acute respiratory
syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat
atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh
virus Corona Family Paramyxovirus.
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia (CVP) adalah
Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan
paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.
SARS (severe acute respiratory
syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan
yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru
(edema paru).
SARS merupakan kedaruratan medis
yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal.
Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini
dapat juga terjadi pada anak-anak. (Brunner & Suddarth. 2002)
Secara proposional ada 2 definisi
kasus SARS, yaitu “suspect” dan “probable” sesuai kriteria WHO.
Ø
Definisi penderita suspect (diduga) mempunyai riwayat
sebagai berikut :
Demam tinggi (> 380C
/ 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami kesulitan bernafas
ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10 hari sebelum
timbulnya gejala klinis yaitu :
1) Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau
penderita probable SARS (seperti merawat penderita, tinggal bersama, menangani
sekret atau cairan tubuh penderita)
2) Dan atau adanya riwayat pernah melakukan perjalanan
kedaerah yang sedang terjangkit SARS
3) Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit SARS.
Ø
Definisi penderita probable (mungkin) adalah penderita
suspect seperti yang disebutkan diatas disertai dengan :
1) Gambaran radiologis adanya infiltrat pada paru yang
konsisten dengan gejala klinis pneumonia atau Respiratory Distress Syndrome
(RDS) yang ada.
2) Atau ditemukannya coronavirus SARS dengan satu atau
lebih metoda pemeriksaan laboratorium.
3) Atau pada otopsi ditemukan gambaran patologis RDS
tanpa sebab yang jelas.
B.
Etiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan
oleh coronavirus (family
paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini
stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan
lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar
lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru.
Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan
paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya
melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan
juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.( Jong, W. 1997).
Penyebabnya lain bisa karena
penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung yang melukai
paru-paru, diantaranya :
1) Pneumonia
2) Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3) Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan
dari lambung)
4) Beberapa transfusi darah
5) Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen
konsentrasi tinggi
6) Emboli paru
7) Cedera pada dada
8) Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen
atau aspirin
9) Trauma hebat
10) Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat
banyak).
C.
Patofisiologi
Cara penularan : SARS
ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal
satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan
tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya
penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung
diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan
penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam
atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan
berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan
penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas
yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau
nebulasi
D.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis SARS itu
berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38oC terutama pada malam
hari, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-pendek, nyeri sendi.
Gejala-gejala ini memberat beberapa hari kemudian disertai dengan viraemia, 10
hari setelah onset. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat
dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada pneumonia
(radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena
SARS. Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung
henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari.
Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang
diduga menderita SARS itu.
Tapi gejala itu tidak cukup kuat
jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan
medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau
sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini
semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih
bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang. (Brunner &
Suddarth. 2002)
E.
Manajemen Medis
Terapi
supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh
berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
1) Terapi oksigen
2) Humidifikasi dengan nebulizer
3) Fisioterapi dada
4) Pengaturan cairan
5) Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
6) Obat inotropik
7) Ventilasi mekanis
8) Drainase empiema
Terapi antibiotik : Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS
karena menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama
infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian
diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau
pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen
lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa
antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya
quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum
keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien dengan penyakit ringan pulih
baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
1) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
2) Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan
S.Aureus
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1) Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot
aksesori, nadi cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi
napas untuk mengetahui konsolidasi.
2) Perhatikan perubahan suhu tubuh.
3) Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam
alkoholisme.
4) Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau
kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi
jantung, dan superinfeksi.
5) Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat
perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti
tindakan yang dilakukan.
6) Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena
penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang
dilakukan.
B.
Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral
tidak adekuat, takipneu, demam.
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4) Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi
(kerusakan organ)
5) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit).
C.
Intervensi
Keperawatan
No
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
1
|
NOC :
·
Respiratory status
: Ventilation
·
Respiratory status
: Airway patency
Kriteria Hasil :
·
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
·
Menunjukkan jalan
nafas yang paten
·
Mampu mengidentifikasikan
dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
|
NIC :
Ø
Airway suction
·
Pastikan kebutuhan
oral atau tracheal
suctioning
·
Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
·
Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning
·
Minta klien nafas
dalam sebelum suction dilakukan.
·
Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
·
Gunakan alat yang
steril setiap melakukan tindakan
·
Anjurkan pasien
untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
·
Monitor status
oksigen pasien
·
Ajarkan keluarga
bagaimana cara melakukan suksion
·
Hentikan suksion
dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dan lain-lain.
Ø
Airway Management
·
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
·
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor respirasi dan status O2
|
2
|
NOC:
·
Fluid balance
·
Hydration
·
Nutritional Status
: Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
·
Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
·
Tekanan darah,
nadi, suhu tubuh dalam batas normal
·
Tidak ada tanda
tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan
|
Ø
Fluid management
·
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika diperlukan
·
Monitor vital sign
·
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
·
Lakukan terapi IV
·
Monitor status nutrisi
·
Berikan cairan
·
Dorong masukan oral
·
Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
·
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
·
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
·
Atur kemungkinan tranfusi
·
Persiapan untuk tranfusi
|
3.
|
N NOC :
·
Status nutrisi, setelah diberikan penjelasan dan perawatan kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi dengan
kriteria hasil :
·
Pemasukan nutrisi
yang adekuat
·
Pasien mampu
menghabiskan diet yang dihidangkan
·
Tidak ada
tanda-tanda malnutrisi
·
Nilai laboratorim, protein
total 8-8 gr%, Albumin 3.5-5.4 gr%, Globulin 1.8-3.6 gr%, HB tidak kurang
dari 10 gr %
·
Membran mukosa dan
konjungtiva tidak pucat
|
NIC:
Ø
Eating disorder manajemen
·
Tentukan kebutuhan kalori harian
·
Ajarkan klien dan keluarga tentang pentingnya nutrient
·
Monitoring TTV dan nilai Laboratorium
·
Monitor intake dan output
·
Pertahankan kepatenan pemberian nutrisi parenteral
·
Pertimbangkan nutrisi enteral
·
Pantau adanya Komplikasi GI
·
Terapi gizi
·
Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian secara
tepat
·
Kolaborasi ahli
gizi
·
Pastikan dapat diet
TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
·
Berikan perawatan
mulut
·
Pantau hasil
labioratoriun protein, albumin, globulin, HB
·
Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal, kotak
drainase, bebat dan pispot
·
Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
|
4
|
NOC :
·
Energy conservation
·
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
·
Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
·
Mampu melakukan
aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
|
NIC :
Ø
Activity Therapy
·
Kolaborasikan
dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan program terapi yang
tepat.
·
Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
·
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
·
Bantu untuk
mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
·
Bantu untuk
mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
·
Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai
·
Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan diwaktu luang
·
Bantu pasien/
keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
·
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan
·
Monitor respon
fisik, emosi, social dan spiritual
·
Energy Management
·
Observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
·
Dorong anal untuk
mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
·
Kaji adanya factor
yang menyebabkan kelelahan
·
Monitor
nutrisi dan sumber energi
·
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
·
Monitor respon
kardiovaskuler terhadap aktivitas
·
Monitor pola tidur
dan lamanya tidur/istirahat pasien
|
5
|
NOC :
·
Knowledge : disease
process
·
Knowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
·
Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
·
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
·
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat /tim kesehatan lainnya
|
NIC :
Ø
Teaching : disease Process
·
Berikan penilaian
tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
·
Jelaskan
patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
·
Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
·
Gambarkan proses
penyakit, dengan cara yang tepat
·
Identifikasi
kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
·
Sediakan informasi
pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
·
Hindari harapan
yang kosong
·
Diskusikan
perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
·
Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
·
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
·
Eksplorasi
kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
·
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
|
D.
Implementasi Keperawatan
Melakukan
tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, Dan mencatat setiap tidakan yang dilakukan pada pasien dengan
tujuan untuk kesejahteraan dan kesehatan klien.
E.
Evaluasi
Mengevaluasi
semua tindakan yang telah diberikan pada pasien. Jika dengan tindakan yang
diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik. Maka tindakan dapat
dihentikan. Jika sebaliknya keadaan pasien menjadi lebih buruk, kemungkinan
besar tindakan harus mengalami perubahan atau perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner &
Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. edisi 8 volume 3.
EGC: Jakarta
Jong, W. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta
Mansjoer, Arif dkk.
1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. Media Aesculapius
: Jakarta.
McCloskey&Bulechek.
1996. Nursing Interventions Classifications (NIC). Second edisi. By
Mosby-Year book.Inc: Newyork.
NANDA.
2007-2008. Nursing Diagnosis: Definitions and classification. Philadelphia:
USA.
University IOWA. NIC
and NOC Project. 1991. Nursing Outcome Classifications (NOC).
Philadelphia: USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar